Ihram dan Talbiah
Bilamana mereka sampai di Dhu'l-Hulaifa, mereka berhenti dan tinggal selama satu malam di sana. Keesokan harinya, bila Nabi sudah mengenakan pakaian ihram kaum Muslimin yang lain juga memakai pakaian ihram. Mereka semua masing-masing mengenakan kain selubung bagian bawah dan atas. Mereka berjalan semua dengan pakaian yang sama, yaitu pakaian yang sangat sederhana. Dengan demikian mereka telah melaksanakan suatu persamaan dalam arti yang sangat jelas.

Dengan seluruh kalbu Muhammad telah menghadapkan diri kepada Tuhan dengan mengucapkan talbiah yang diikuti pula oleh kaum Muslimin dari belakang: "Labbaika Allahumma labbaika, labbaika la syarika laka labbaika. Alhamdu lillah wan-ni'matu wa'sy-syukru laka labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika." ("Kupenuhi panggilanMu, ya Allah, kupenuhi panggilanMu. Kupenuhi panggilanMu. Tiada bersekutu Engkau. Kupenuhi panggilanMu. Puji, nikmat dan syukur kepunyaanMu. Kupenuhi panggilanMu, kupenuhi panggilanMu, tiada bersekutu Engkau. Kupenuhi panggilanMu.")

Lembah-lembah dan padang sahara bersahut-sahutan menyambut seruan ini, semua turut berseru dengan penuh iman. Ribuan, ya puluhan ribu kafilah itu menyusuri jalan antara Madinat'r-Rasul dengan Kota Mesjid Suci. Ia berhenti pada setiap mesjid, menunaikan kewajiban sambil menyerukan talbiah, sebagai tanda taat dan syukur atas nikmat Allah. Dengan penuh kesabaran ia menantikan saat ibadah haji akbar itu tiba. Dengan hati rindu, dengan jantung berdetak penuh cinta akan Baitullah. Padang-padang pasir seluruh jazirah, gunung-gunung, lembah-lembah dan padang tanaman yang segar menghijau, bahkan dunia terkejut mendengarnya, dengan kumandangnya yang bersahut-sahutan; suatu hal yang belum pernah dikenal, sebelum Nabi yang ummi ini, Rasulullah dan Hamba Allah ini datang memberkahinya.

Melepaskan Umrah
Tatkala rombongan itu sampai di Sarif - suatu tempat antara jalan Mekah dengan Medinah - Muhammad berkata kepada sahabat-sahabatnya:

"Barangsiapa diantara kamu tidak membawa binatang kurban dan ingin menjadikan (ihram) ini sebagai umrah, lakukanlah; tetapi yang membawa binatang kurban jangan."

Bilamana jamaah haji sudah sampai di Mekah pada hari keempat Zulhijjah, Nabi cepat-cepat menuju Ka'bah diikuti oleh kaum Muslimin yang lain. Kemudian ia menyentuh hajar aswad dan menciumnya, lalu bertawaf di Ka'bah sebanyak tujuh kali dan pada tiga kali yang pertama ia berlari-lari seperti yang dilakukan pada waktu 'umrat'l-qadza'. Setelah melakukan salat di Maqam Ibrahim ia kembali dan sekali lagi mencium hajar aswad. Kemudian ia keluar dari mesjid itu menuju ke sebuah bukit di Shafa, lalu melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa. Selanjutnya Muhammad berseru supaya barangsiapa tidak membawa ternak kurban untuk disembelih, jangan terus mengenakan pakaian ihram. Ada beberapa orang yang masih ragu-ragu. Atas sikap yang masih ragu-ragu ini Nabi marah sekali seraya katanya

"Apa yang kuperintahkan, lakukanlah."

Dalam keadaan masih gusar itu Nabi memasuki kubahnya, sehingga Aisyah bertanya:

"Kenapa jadi marah?"

"Bagaimana takkan marah, aku memerintahkan sesuatu tidak dijalankan."

Ketika ada salah seorang sahabat menemuinya ia masih dalam keadaan marah.

"Rasulullah," katanya, "orang yang membuat tuan jadi marah akan masuk neraka."

Ketika itu Rasul menjawab: "Tidak kau ketahui, bahwa aku memerintahkan sesuatu kepada mereka tapi mereka masih ragu-ragu? Jika aku menghadapi tugasku, aku takkan pernah mundur! Aku tidak membawa ternak kurban itu kemari sebelum aku membelinya. Sesudah itu aku melepaskan ihram seperti mereka juga," demikian Muslim melaporkan.

Setelah kaum Muslimin mengetahui, bahwa Rasulullah sampai marah, ribuan mereka segera melepaskan pakaian ihramnya dengan perasaan menyesal sekali. Juga isteri-isteri Nabi, Fatimah puterinya seperti yang lain juga melepaskan pakaian ihramnya. Yang masih mengenakan ihram hanya mereka yang membawa ternak kurban.

0 Comments:

Post a Comment



Next Prev home

SEJARAH NABI MUHAMMAD Related Posts