Muhammad menangisi para Syuhada
Begitu pedih perasaan duka itu menusuk hati Muhammad setelah diketahuinya Zaid dan Ja'far telah tewas. Begitu sedih ia menanggung dukacita karena mereka itu.
Setelah Ja'far mendapat malapetaka, Muhammad pergi sendiri ke rumahnya, dijumpainya isterinya Asma bt. 'Umais yang pada waktu itu ia sudah membuat adonan roti, anak-anaknya sudah dimandikan, sudah diminyaki dan dibersihkan.
"Bawa kemari anak-anak Ja'far itu," kata Muhammad kepadanya.
Setelah mereka dibawa, diciuminya anak-anak itu, dengan airmata yang sudah berlinangan.
"Rasulullah," kata Asma' gelisah; ia sudah merasa apa yang terjadi. "Demi ayah bundaku! Kenapa menangis, Rasulullah?! Ada hal-hal yang menimpa Ja'far dan kawan-kawannya barangkali?"
"Ya," jawabnya. "Hari ini mereka tewas." Berkata begitu airmatanya sudah makin tak dapat ditahan, deras berderai. Asma, juga lalu menangis keras-keras sehingga banyak wanita-wanita yang datang berkumpul.
Bila Muhammad pulang ia berkata kepada keluarganya: "Keluarga Ja'far jangan dilupakan. Buatkan makanan buat mereka. Mereka sekarang dalam kesusahan." Ketika dilihatnya puteri Zaid - bekas budaknya itu - datang, dibelai-belainya bahunya sambil ia menangis. Ada sahabat-sahabat yang merasa terkejut melihat Rasul menangisi orang yang mati syahid itu. Lalu katanya, yang maksudnya: Tapi itu airmata seorang kawan yang kehilangan kawannya.
Ada sumber yang menyebutkan, bahwa jenazah Ja'far dibawa ke Medinah dan dikebumikan di sana tiga hari kemudian setelah Khalid dan pasukannya sampai. Sejak hari itu Rasul menyuruh orang supaya jangan lagi menangis. Kedua tangan Ja'far yang terputus, oleh Tuhan telah diganti dengan sepasang sayap yang menerbangkannya ke surga.
Labels: BAB 23 SEJARAH NABI MUHAMMAD