Tentara Rumawi
Setelah itu pasukan tentara itu meneruskan perjalanan ke Tabuk. Sebenarnya tentang pasukan ini dan kekuatannya beritanya sudah sampai kepada pihak Rumawi. Oleh karena itu ia lebih suka menarik mundur pasukannya yang tadinya sudah ditujukan ke perbatasan dengan maksud hendak melindungi daerah Syam dengan benteng-bentengnya itu. Setelah pihak Muslimin sampai di Tabuk dan Muhammad mengetahui pihak Rumawi menarik diri dan berada dalam ketakutan, dirasa sudah tidak pada tempatnya akan mengejar mereka terus sampai ke dalam negeri mereka.

Oleh karena itu ia tetap tinggal di perbatasan, akan menghadapi siapa saja yang akan menyerang atau melawannya. Ia berusaha menjaga perbatasan-perbatasan itu supaya jangan ada pihak yang melandanya.

Perjanjian dengan Yohanna dan para amir perbatasan
Ketika itulah Yohanna bin Ru'ba - seorang amir (penguasa) Aila3 yang tinggal di perbatasan oleh Nabi telah dikirimi surat supaya ia tunduk atau akan diserbu. Yohanna datang sendiri dengan memakai salib dari emas di dadanya. Ia datang dengan membawa hadiah dan menyatakan setia. Ia mengadakan perdamaian dengan Muhammad dan bersedia membayar jizya seperti yang juga dilakukan oleh pihak Jarba'4 dan Adhruh5 dengan membayar jizya. Di samping itu Rasulullah telah pula membuat surat-surat perjanjian perdamaian dengan mereka. Berikut ini salah satu bunyi teks itu, yakni yang dibuat dengan Yohanna:

"Atas nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Surat ini ialah perjanjian keamanan atas nama Tuhan dari Muhammad, Nabi Utusan Allah kepada Yohanna ibn Ru'ba serta penduduk Aila, atas kapal-kapal dan kendaraan-kendaraan dalam perjalanan mereka di darat dan di laut, mereka berada dalam jaminan Allah dan Muhammad, termasuk mereka penduduk Syam, penduduk Yaman dan penduduk pantai laut. Barangsiapa melakukan suatu pelanggaran maka selain dirinya, hartanya itu tidak akan dapat melindunginya dan Muhammad dibenarkan mengambil itu dari mereka. Mereka tidak boleh dirintangi dari air yang dikehendaki atau jalan yang akan ditempuhnya, di darat atau di laut."

Sebagai tanda persetujuan atas perjanjian ini Muhammad telah pula memberikan hadiah kepada Yohanna berupa mantel tenunan Yaman disertai perhatian penuh kepadanya, setelah diperoleh persetujuan bahwa Aila akan membayar jizya sebesar 3000 dinar tiap tahun.

Muhammad sebenarnya sudah tidak perlu lagi berperang setelah pihak Rumawi menarik diri, dan telah dibuat perjanjian dengan daerah-daerah yang terletak di perbatasan dan karena sudah merasa aman setelah pula balatentara Bizantium kembali dari wilayah itu, kalau tidak karena lalu timbul suatu kekuatiran baru. Pihak Ukaidir b. 'Abd'l-Malik al-Kindi orang Nasrani, Penguasa Duma6 itu akan memberontak dengan mendapat bantuan balatentara Rumawi bilamana mereka datang dari jurusan itu. Itu sebabnya Nabi lalu menugaskan Khalid bin'l-Walid dengan sebuah pasukan berkuda terdiri dari 500 orang. Dia sendiri berbalik dengan pasukannya kembali ke Medinah.

Dengan cepat sekali Khalid terjun menyusur ke Duma dengan tidak setahu penguasa itu, yang dalam malam terang bulan dengan disertai saudaranya yang bernama Hassan, sedang sama-sama memburu lembu liar. Khalid tidak mendapat perlawanan yang berarti. Hassan terbunuh dan Ukaidir ditawan. Ia diancam akan dibunuh kalau pintu gerbang Duma tidak dibuka. Oleh karena itu pintu-pintu kota kemudian dibuka sebagai tebusan atas diri sang amir. Dari tempat ini Khalid kemudian dapat mengangkut sebanyak duaribu ekor unta, delapan ratus ekor kambing, empat ratus wasq (muatan) gandum dan empat ratus buah pakaian besi. Semua itu diangkutnya bersama-sama dengan Ukaidir sampai dapat menyusul Nabi di Ibukota. Muhammad menawarkan Islam kepada Ukaidir yang kemudian diterimanya dan ia pun menjadi pula sekutunya.

0 Comments:

Post a Comment



Next Prev home

SEJARAH NABI MUHAMMAD Related Posts