Kedatangan Abu Bakr
Sementara mereka dalam keadaan begitu tiba-tiba Abu Bakr datang. Ia segera kembali dari Sunh setelah berita sedih itu diterimanya. Ketika dilihatnya Muslimin demikian, dan Umar sedang berpidato, ia tidak berhenti lama-lama di tempat itu melainkan terus ke rumah Aisyah tanpa menoleh lagi ke kanan-kiri. Ia minta ijin akan masuk, tapi dikatakan kepadanya, orang tidak perlu minta ijin untuk hari ini.

Bila ia masuk, dilihatnya Nabi di salah satu bagian dalam rumah itu sudah diselubungi dengan burd hibara.1 Ia menyingkapkan selubung itu dari wajah Nabi dan setelah menciumnya ia berkata:

"Alangkah sedapnya di waktu engkau hidup, alangkah sedapnya pula di waktu engkau mati."

Kemudian kepala Nabi diangkatnya dan diperhatikannya paras mukanya, yang ternyata memang menunjukkan ciri-ciri kematian.

"Demi ibu-bapakku.2 Maut yang sudah ditentukan Tuhan kepadamu sekarang sudah sampai kaurasakan. Sesudah itu takkan ada lagi maut menimpamu!"

Kemudian dikembalikannya kepala itu ke bantal, ditutupkannya kembali kain burd itu kemukanya. Sesudah itu ia keluar. Ternyata Umar masih bicara dan mau meyakinkan orang bahwa Muhammad tidak meninggal. Orang banyak memberikan jalan kepada Abu Bakr.

"Sabar, sabarlah Umar!" katanya setelah ia berada di dekat Umar. "Dengarkan!"

Tetapi Umar tidak mau diam dan juga tidak mau mendengarkan. Ia terus bicara. Sekarang Abu Bakr menghampiri orang-orang itu seraya memberi isyarat, bahwa dia akan bicara dengan mereka. Dan dalam hal ini siapa lagi yang akan seperti Abu Bakr! Bukankah dia Ash-Siddiq yang telah dipilih oleh Nabi dan sekiranya Nabi akan mengambil orang sebagai teman kesayangan tentu dialah teman kesayangannya?! Oleh karena itu cepat-cepat orang memenuhi seruannya itu dan Umar ditinggalkan.

0 Comments:

Post a Comment



Next Prev home

SEJARAH NABI MUHAMMAD Related Posts